Desa Tunjungrejo Sebuah Potret Eksistensi Gerakan Nativisasi di Pesisir Pantai Selatan Lumajang

Suara gamelan terdengar sayup sayup sampai, di depan gapura desa kemacetan menyergap, petugas kamtib berpakaian hansip bersenjata pentungan ...

gapura-masuk-desa-kristen-tunjungrejo-lumajang

Suara gamelan terdengar sayup sayup sampai, di depan gapura desa kemacetan menyergap, petugas kamtib berpakaian hansip bersenjata pentungan dan peluit tampak ekstra sibuk mengatur lalu lalang kendaraan, konon ada  ritual sesaji  yang ditradisikan masyarakat desa itu dan terus dilestarikan turun temurun dari tahun ke tahun, walhasil niat untuk singgah batal karena khawatir terjebak dalam kemacetan sebagaimana umumnya terjadi pada event2 karnaval di desa, ruas jalan yang sempit tak sebanding dengan meluasnya animo warga yang senantiasa datang berduyun-duyun mengerumuni sebuah keramaian, saat itu saya lebih memilih rehat minum kopi semeru dan meneruskan perjalanan ke timur dengan menyimpan memori penasaran tentang sebuah desa yang menurut penuturan seorang teman “unik dan menarik”

Tempo hari kebetulan ada kesempatan menyinggahinya kembali, disela itulah saya mencoba mendapatkan “memori yang tertunda” tentang sisi menarik desa yang bernama tunjung rejo tersebut. Dalam sekilas gambaran saya tunjungrejo tak ubahnya tempursari sebuah wilayah yang berada di tapal perbatasan lumajang-malang selatan, tempat misi penginjilan dengan mayoritas penduduknya beragama nasrani, bedanya tunjungrejo bermasyarakat lebih homogen dengan akses jalan yang lebih mudah dibandingkan tempursari dengan jajaran bukit berbukit disepanjang pesisir pantai selatan. Kendati demikian keduanya adalah sebuah representasi sekaligus menjadi icon eksistensi misi zending yang terus menggeliat ditengah dinamika masyarakat lumajang yang majemuk.
 
desa-seribu-gapura-potret-nativisasi-di-pesisir-pantai-selatan-lumajang-1

Desa seribu gapura
Memasuki desa ini sebuah gapura berdiri anggun dengan ornament  apik yang dominan dengan warna biru, selintas gapura inilah sisi menarik sekaligus pembeda dengan desa-desa lain disekitarnya, beberapa puluh tahun silam gapura sebagai pembatas desa masih belum jadi trend, yang saat itu banyak kita temui  hanyalah  gapura sebagai tanda batas sebuah kecamatan atau kota, meski keberadaan gapura sebagai pembatas desa saat ini sudah jamak dan lumrah namun tetap saja gapura desa tunjungrejo tampak berbeda, lebih terlihat sebagai sebuah monument yang seolah ingin menebar kesan bagi  siapasaja yang melintas dan menatapnya.
 
Melintas terus keselatan disamping kanan dan kiri jalan berjajar pemukiman warga dengan ciri khas halaman luas berhias pagar tembok dengan sebuah gapura kecil bertuliskan angka 19 dan 45 disertai gambar salip putih masing-masing dibawahnya, bentuk pagar semacam ini yang oleh warga tempatan disebut gapuro kuingat dulu pernah jadi mode di desa-desa pada sekitar tahun 1980-an hanya saja karena rezim berkuasa saat itu sedang menggalakkan astung (asas tunggal) maka tak heran jika gambar penghiasnya adalah garuda pancasila dan tulisan bhinneka tunggal ika.
Kini gapura semacam ini sudah punah berganti dengan pagar-pagar tinggi dari tembok dan besi, namun di desa tunjungrejo justru berlaku sebaliknya apapun jenis dan bentuk bangunannya gapura salip menjadi atribut yang seolah tak tergantikan di sepanjang desa yang dihuni oleh sekitar dua ribuan warga ini, walhasil jika pagar semacam itu layak disebut gapura maka desa Kristen ini layak menyandang sebutan desa dengan seribu gapura salib.

desa-seribu-gapura-potret-nativisasi-di-pesisir-pantai-selatan-lumajang-2

Jika kita buka lembaran tarikh Kata gapura yang diadopsi dari bahasa arab ghafur atau gapuro dalam pengucapan lazimnya secara historis mempunyai arti yang penting bagi perkembangan agama Islam di Pulau Jawa. Konon kata gapura dipakai sejak periode dakwah walisongo, gapura digunakan untuk menyebut orang yang memasuki masjid, barang siapa yang melewati gerbang (gapura) masuk ke masjid (Demak) maka ia telah membuka jalan pertobatan untuk menghapus dosa-dosanya yang telah berlalu. Gapura (jalan pertaubatan) dilambangkan dengan sebuah gerbang yang pada episode selanjutnya diserap dalam perbendaharaan bahasa jawa menjadi gapuro yang juga dimaknakan gedhe pangapuro (sebesar-besar pengampunan).
 
Realitasnya penerapan kata gapuro justru menjadi bias dari asbabun nuzulnya, sebagai kritik pada perkembangannya kaum muslimin justru mengabaikan bahkan acuh tak acuh dengan keberadaan perlambang dakwah tersebut, justru kalangan nasrani sebagaimana tergambar dalam catatan perjalanan ini lebih “kreatif” karena telah berhasil mengolah pesan simbolik “gapuro” untuk kepentingan misi mereka, dalam terapannya mereka berhasil mengemas gapuro (besarnya pengampunan) lantas menyandingkannya dengan salib yang menjadi lambang penebusan dosa, sebuah paduan yang selaras untuk mensiarkan misi. 

Simak juga Posting terkait berikut ini :

Sebuah Catatan 
Oleh : Badrut Tamam @maslumajang

COMMENTS

Ads 970x90
Name

air terjun,1,aktivis 66,1,ambulans desa,1,ambulans kambing,1,arya wiraraja,2,atap jawa,1,banana city,1,berkah melimpah,1,blogger,2,coffee break,2,daerah pesisir,1,desa tunjungrejo,2,desa wisata ranupane,1,etawa senduro,2,gerakan nativisasi,1,gerobak berbagi,1,gunung semeru,2,icon lumajang,1,idhan lubis,1,infrastruktur ekonomi,1,inspirasi kebaikan,1,jaringan UMKM,1,kambing kaligesing,1,kambing perah,1,kapas biru,1,komunitas jawa,1,konsep mahadesa,1,kota pisang,1,kristen jawi wetan,1,lereng semeru,1,lumajang eksotik,4,lumajang sae,1,lumajang story,5,menak koncar,1,misi nativisasi,1,muhammad sulthon,1,pahlawan lingkungan,1,panorama sae,1,pantai selatan,1,pasir lumajang,1,patih nambi,1,paulus tosari,1,pelayanan kesehatan,1,pemkab lumajang,1,penambangan pasir,1,pengabaran injil,1,peranakan etawa,1,photo story,3,pisang agung,1,plakat gie,1,potensi desa,1,program kristenisasi,1,puncak mahameru,1,puncak tanggulangsi,1,raja lamajang,1,ranu kumbolo,1,ras genetik lokal,1,rasa sejati,1,salim kancil,1,sang mahameru,1,segitiga ranu,1,sejarah lumajang,1,selok awar awar,1,serambi semeru,1,seribu gapura,1,sistem digital,1,situs biting,1,sjahrazad masdar,1,soe hok gie,1,story,3,tigang juru,1,tokoh mahasiswa,1,tumpak sewu,1,urip urup,1,viral,4,watu pecak,1,wisata,3,wisata b29,1,wisata lumajang,1,
ltr
item
Lumajang Story: Desa Tunjungrejo Sebuah Potret Eksistensi Gerakan Nativisasi di Pesisir Pantai Selatan Lumajang
Desa Tunjungrejo Sebuah Potret Eksistensi Gerakan Nativisasi di Pesisir Pantai Selatan Lumajang
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIEDTn54HL1KfcHKrDBnludsvk90WeFZGgl8ES2I96iER9Tmg0ivB0e6qBQoiki6O8yyHncAHjVMGiRYBjFHu6sLCgWs5HDdB_uT93VR_-ZjTBqRgZfb-wQA3Hri17w84ngF3ab8_Cu90/w400-h300/gapura-masuk-desa-kristen-tunjungrejo-lumajang.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIEDTn54HL1KfcHKrDBnludsvk90WeFZGgl8ES2I96iER9Tmg0ivB0e6qBQoiki6O8yyHncAHjVMGiRYBjFHu6sLCgWs5HDdB_uT93VR_-ZjTBqRgZfb-wQA3Hri17w84ngF3ab8_Cu90/s72-w400-c-h300/gapura-masuk-desa-kristen-tunjungrejo-lumajang.jpg
Lumajang Story
https://lumajangstory.blogspot.com/2020/09/desa-tunjungrejo-sebuah-potret-eksistensi-gerakan-nativisasi-di-pesisir-pantai-selatan-lumajang.html
https://lumajangstory.blogspot.com/
https://lumajangstory.blogspot.com/
https://lumajangstory.blogspot.com/2020/09/desa-tunjungrejo-sebuah-potret-eksistensi-gerakan-nativisasi-di-pesisir-pantai-selatan-lumajang.html
true
4484166049883482556
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share to a social network STEP 2: Click the link on your social network Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy Table of Content